Dapat dikatakan kehidupan manusia sekarang ini tidak dapat lepas dari energi listrik dan bahan bakar fosil. Ketergantungan itu ternyata membawa dapak yang buruk bagi kehidupan manusia. Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara, dan gas alam dalam berbagai kegiatan, misalnya pada pembangkit listrik, transportasi, dan industri akan memicu bertambahnya jumlah emisi GRK di atmosfer. Walaupun sama-sama menghasilkan emisi GRK, namun emisi yang dihasilkan dari penggunaan ketiga jenis bahan bakar fosil tersebut berbeda-beda.
Untuk menghasilkan energi sebesar 1 kWh pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara mengemisikan sekitar 940 gram CO2. Sementara pembangkit listrik yang menggunakan minyak bumi dan gas alam menghasilkan emisi sekitar 798 dan 581 gram CO2. Jadi terbukti bahwa diantara ketiga jenis bahan bakar fosil di atas, batubara menghasilkan emisi CO2 paling tinggi dari pada bahan bakar fosil di atas, batubara menghasilkan emisi CO2 paling tinggi dari pada minyak bumi dan gas alam cair. Apalagi hingga kini Indonesia masih belum menerapkan teknologi pemanfaatan batubara yang ramah lingkungan.
Selain penggunaan pembangkit tenaga listrik bertenaga batubara yang tidak ramah lingkungan, Indonesia juga termasuk sebagai negara pengkonsumsi energi terbesar di Asia, setelah Cina, Jepang, India, dan Korea Selatan. Total konsumsi energi di Indinesia melonjak tinggi sekitar 4 kali selama dua dekade terakhir ini. Tingginya konsumsi energi, disebabkan oleh adanya pemahaman keliru yang menyatakan bahwa Indonesia sangat kaya minyak , gas dan batubara, dimana cadangannya tidak akan pernah habis. Kita seringkali lupa bahwa untuk mendapatkan bahan bakar fosil kita harus menunggu ribuan hingga jutaan tahun. Sementara cadangan bahan bakar fosil yang ada saat ini di Indonesia dan juga dunia sudah mulai menipis. Oleh karena itu mulai sekarang diperlukan pemulihan pemikiran yang benar agar manusia tidak boros dalam memanfaatkan bahan bakar fosil karena bahan bakar fosil tidak dapat diperbaharui dan dengan adanya penghematan tersebut diharapkan anak cucu mereka dapat menikmati dan meneruskan hidupnya kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar