Jumat, 28 Juni 2013

Shymponi Hitam

Malam sunyi kuimpikanmu
Kulukiskan cita bersama
Namun selalu aku bertanya
Adakah aku di mimpimu
Di hatiku terukir namamu
Cinta rindu beradu satu
Namun selalu aku bertanya
Adakah aku di hatimu

Telah kunyanyikan alunan-alunan senduku
Telah kubisikkan cerita-cerita gelapku
Telah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu

Bila saja kau di sisiku
Kan ku beri kau segalanya
Namun tak henti aku bertanya
Adakah aku di rindumu

Tak bisakah kau sedikit saja dengar aku
Dengar simfoniku
Simfoni hanya untukmu….

Rabu, 26 Juni 2013

Manusia Bertanya dan Al Quran Menjawab

Manusia bertanya            : "bolehkah aku frustrasi?"
AL-QUR'AN menjawab : "janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."

(Ali Imran : 139)

Manusia bertanya            : "kenapa aku diberi ujian seberat ini?"
AL-QUR'AN menjawab : "ALLAH tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

(Al-Baqarah : 286)

Manusia bertanya            : "kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik?"
AL-QUR'AN menjawab : "boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." 

(Al-Baqarah : 216)


Manusia bertanya            : "kenapa aku diuji?"
AL-QUR'AN menjawab : "apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : " kami telah beriman ", sedang mereka tidak diuji lagi?" 

(Al-Ankabuut : 2)

"Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLAH mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."

(Al-Ankabuut : 3)

Manusia bertanya            : "bolehkah aku berputus asa ?"
AL-QUR'AN menjawab : "Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."

(Yusuf : 87)

Manusia bertanya            : "bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini ?"
AL-QUR'AN menjawab : "hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada ALLAH supaya kamu beruntung."

(Ali Imraan : 200)

Manusia bertanya            : "bagaimana menguatkan hatiku?"
AL-QUR'AN menjawab : "cukuplah ALLAH bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakal."

(At-Taubah : 129)

Manusia bertanya            : "kenapa aku diuji?"
AL-QUR'AN menjawab : "apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : " kami telah beriman ", sedang mereka tidak diuji lagi?" 

(Al-Ankabuut : 2)

"Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLAH mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."

(Al-Ankabuut : 3)

Manusia bertanya            : "bolehkah aku berputus asa?"
AL-QUR'AN menjawab : "Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."

(Yusuf : 87)

Manusia bertanya            : "bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?"
AL-QUR'AN menjawab : "hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada ALLAH supaya kamu beruntung."

(Ali Imraan : 200)

Manusia bertanya            : "bagaimana menguatkan hatiku?"
AL-QUR'AN menjawab : "cukuplah ALLAH bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakal."

(At-Taubah : 129)

FRIENDSHIP n’ ADVENTURE in BROMO MADAKARIPURA


Nessa, ya itulah namaku, gadis dari kota kecil yang mencoba meraih mimpi dengan menuntut ilmu di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di kota Surabaya. Di Perguruan Tinggi Negeri inilah aku dipertemukan dengan Rena, Angga, dan Yudit. Tiga anak manusia dengan karakteristik berbeda-beda yang dipertemukan saat ospek mahasiswa baru. Rena yang bersifat slalu ceria, kadang juga ababil dan sangat menggilai dunia korea. Angga cowok yang pendiem dan terlalu serius menjalani hidup, tapi jago banget bermain gitar yang memukau kaum hawa yang melihatnya. Yudit cowok yang supel, interest sama dunia photography dan teknologi informatika yang merasa salah masuk di jurusan pendikan. Sedangkan aku sendiri yang memiliki sifat serius, moody, dan sok sibuk, yang gampang galau dan sok perfeksionis. Namun dari kami berempat ada kesamaan yang membuat kami merasa nyaman dan cocok, kami sama-sama suka travelling, dunia mbolang, dan kami bersepakat membentuk grup “MBOLANG GEMBELNISTA” dengan pioner dan pengurusnya kami sendiri. Bahkan kami sempat memiliki cita-cita jikalau dewasa nanti kami mendirikan usaha jasa travel pariwisata dengan kami sendiri sebagai tour guidenya. Mengingat cita-cita itu membuatku tersenyum-senyum sendiri, mungkinkah semua itu terjadi?
“WOEEEE…..” sapa Rena dengan tiba-tiba sambil menepuk bahuku dari belakang, yang sontak membuatku terperanjat dan membuyarkan lamunanku. Dia pun segera duduk di sebelahku di gazebo jurusan tempat biasa kami nongkrong.
“Ah loe Ren bikin kaget saja…. Ada apa?” tanyaku sambil masih megelus-ngelus dada mengatur detak jantung untuk kembali normal.
“Besok ke Bromo yuk? Ada klien tuch yang ngajakin kesana, itu mas Reza sama mas Ivan, katanya sich mereka belum pernah kesana. Yaa.. sekalian kita nostalgia waktu kita pertama ke Bromo dulu gitu.” Celoteh Rena menjelaskan panjang lebar.
“Angga sama Yudit gimana? Oke gak mereka? Kalo mereka oke, ya kita berangkat… kan mereka berdua sopir kita… Hahahaha….” kataku sambil tertawa.
“Kalo Yudit sich oke-oke aja, kalo Angga nich agak repot, ceweknya agak rewel juga yang jadi posesif dan batasi dia mbolang sama kita.. huh… “ ungkap Rena kesal.
Tak lama kemdian “Tiiit… tiiittt… ada sms… ada sms..” Hp Rena bordering mengisyaratkan ada pesan masuk. Tanpa basa basi langsung saja dia buka dan…… “Aaaaaaaa……” teriak dia dengan histeris dan kegirangan sampek loncat-loncat kecil.
“Ada apa? Ada apa?” tanyaku dengan penuh penasaran.
“Si Angga jadi ikuuuuuuuut…… Ceweknya akhirnya ngebolehin dia dan gak jadi rewel mau ikut kita…” jawab dia dengan penuh kegirangan.
“Aaahh… Syukurlah… Kalau begitu besok ngumpul jam 1 siang ya.. oke…” kataku.
“Oke… Siph dah… Biar nanti aku yang jarkom mereka.” Kata Rena.
Setelah semuanya hambatan teratasi kami bersepakat besok ke Bromo ngmpul jam 1 siang di kampus. Dengan segera aku packing barang-barang kebutuhanku, tak lupa aku masukkan jaket baruku yang tebal dan tutup kepala khas untuk daerah dingin, sarung tangan, dan masker pelindung hidung dari belerang kawah Bromo. Tak sabar aku menanti hari esok, hawa sejuk dengan udara yang dingin menusuk tulang, hamparan pasir yang luas layaknya gurun padang pasir, kawah belerang yang tiada habisnya mengeluarkan asap belerang, dan sunrise yang begitu amazing sudah terngiang-ngiang di benakku.
--------------------
Keesokan harinya dengan ceria dan bersemangat tim kami siap menancap gas meluncur ke Bromo. Dengan personil dua orang cewek dan empat orang cowok memudahkan kami untuk berkoordinasi karena tidak banyak personil. Aku, Rena, Angga, dan Yudit karena ini kedua kalinya ke Bromo, maka persiapan kami sudah lengkap, begitu pula dengan mas Ivan meskipun ini pertama kali bagi dia, namun dia sudah bisa memprediksikan apa yang seharusnya dia bawa. Hal ini berbeda dengan mas Reza. Mas Reza yang terlalu cuek dengan perlengkapan mbolang ini setiap kali mbolang entah di gunung maupun di pantai slalu saja hanya membawa celana, kaos, jaket, dan sandal jepit yang dia bawa. Meskipun kami sudah mencoba mengingatkan, namun tetap saja dengan pendiriannya, alhasil ya sudah kami tetap melanjutkan perjalanan. Tak lupa kami mampir ke supermarket untuk membeli logistic (snack dan minuman) yang haram hukumnya jika tidak membawa. Perjalanan kami dari Surabaya-Bromo kurang lebih sekitar 4 jam dengan kecepatan maksimum, menghalau asap-asap kendaraan bermotor, jalan yang terjal, terik panas matahari, namun semua itu tidak menyurutkan semangat kami untuk melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya kendaraan roda dua kami memasuki daerah dengan jalan yang berkelak kelok seperti ular, deretan pepohonan, barisan pegunungan, dan disambut dengan hawa dingin. Kami sempat melewati villa yang dulu pernah kami singgahi ketika kegiatan praktikum mata kuliah ilmu pengetahuan lingkungan ke Bromo, dan sampai akhirnya kami berhenti di bawah pintu gerbang “SELAMAT DATANG DI KAWASAN BROMO”.
Tiba disana kami langsung disambut segerombolan penduduk sana yang menawarkan penginapan kepada kami, karena mereka calo, dan kami tidak menemui pemilik asli villa, maka harga yang mereka tawarkan lumayan mahal, sehingga kami memilih satu kamar yang murah sesuai dengan kantong mahasiswa, dengan vasilitas tiga kasur, satu kamar mandi, dan satu televisi.
“Aaaaaakhiiirnyyaaaaaa….. sampai juga….” Kataku girang ketika masuk ke kamar sambil melempar tasku ke kasur bagian tengah yang paling luas. “Karena ini paling luas, maka ini adalah daerah cewek… hahaha….” Kataku dengan penuh bangga.
“iyaaa setujuuuu…. “sambung Rena.
“Ehmmm…. Dasar curang…. Harusnya aku tuch yang tidur disitu… badanku kan gedhe…. Ya gak Ngga?” tanya Yudit.
“Iyaaa… bener tuch….” Kata Angga.
“Sudah-sudah terserah kalian mau tidur dimana. Cepetan gih dibersihin dulu, habis gini kita cari makan malam.” Kata Mas Reza melerai perebutan kasur kami.
Akhirnya Angga dan Yudit pun mengalah, dan kami segera bergegas membersihkan tempat tidur dan lantai kamar, cuci muka, dan segera jalan-jalan malam di sekitar pemukiman warga sambil mencari makan malam. Kami singgah di salah satu warung di sana dan memutuskan memesan soto dan nasi goreng dengan minum kopi sebagai penghangat tubuh. Kami sempat heran dengan pemandangan yang tak biasa kami lihat, di warung itu banyak wanita yang menghisap rokok. Karena di daerah tempat tinggal kami umumnya wanita merookok itu adalah hal yang tabu. Selain itu, penduduk asli sana semuanya slalu menggunakan sarung sebagai penutup tbuh mereka agar tidak terlalu kedinginan. Setelah puas jalan-jalan malam, kami pun kembali ke kamar. Sambil nonton televise, kami membahas pengeluaran dan mambayar utang makan sama mas Reza sebagai donator sementara.
“Eh.. aku bayarnya besok aja yak ke ente… gue mau tidur duluan, jangan lupa bangunin gue jam 3 dini hari, gue mau nonton semifinal piala Eropa.” Kata mas Ivan dengan gayanya yang sok jakarte.
“Oke broow….” Jawab mas Reza.
-------------------------
Malam itu aku, Rena, mas Reza, dan mas Ivan sempat kesulitan tidur, karena dengkuran si Yudit yang menggelegar dan berirama bagaikan music di tengah malam.  Namun karena kami terlalu kecapekan maka kami pun tertidur pulas tanpa menghiraukan dengkuran si Yudit. Namun saat tengah malam aku sempat terbangun karena mas Ivan ngelindur dan teriak-teriak “Tolong….. Tolooooooong…..” Setelah aku berhasil menyadarkannya, aku pun kembali tidur. Jam 3 dini hari teman-teman cowok membangunkanku dan Rena. Kami segera bergegas cuci muka, ketika aku masuk kamar mandi, “Aaaaaaaaahhh…… Diiiingiiiiiiinnnn……” Teriakku karena kedinginan. Air di Bromo sungguh sadis dinginnya hingga syaraf-syaraf wajahku tidak kuat menerimanya sehingga saat cuci muka berasa cenut-cenut, dan bahkan gigi sensitifku langsung kumat ngilunya. Cepat-cepat aku keluar dari kamar mandi dan naik di atas kasur menarik slimut kembali berusaha mengembalikan tbuhku ke suhu normal.
Kami segera mengumpulkan niat untuk melawan dingin dan bergegas siap-siap untuk mendaki. Sebelum mendaki ternyata para tim mbolang cowok begitu asyik menonton semifinal piala Eropa antara Spanyol Vs Portugal.
“Kalau Portugal menang, biaya penginapan kalian, gue kembaliin.” kata mas Reza dengan tegas. Satu orang ini begitu tergila-gila dengan tim Portugal. Namun sayang karena yang menang tim Spanyol, maka terpaksa kami tetep harus membayar penginapan sendiri.
“Kalau aku, aku bernazar bahwa sesampai di puncak nanti, aku akan mencopot bajuku dan foto disana tanpa menggunakan baju.” Kata mas Ivan.
Ketika mau mendaki ternyata motor Angga bannya bocor, terpaksa kami menggunakan jasa ojek. Meskipun demikian semangat kami tetap tidak kendor. Kami mulai menyusuri tanjakan tanah, mengayuhkan kaki lebih semangat langkah demi langkah disertai canda tawa. Angga lah orang yang paling sering buat banyolan, meskipun dia pendiam tapi tingkah dia slalu mengundang tawa kami. Ditambah lagi mas Ivan yang bercerita mimpinya yang sampai membuat dia ngelindur.
“Aku tadi malam mimpi horror banget tau gak. Masa’ si Reza berubah jadi pocong, tidur di sebelahku sambil menarik-narik kakiku nagih hutangku. Haduuuh… serasa mau copot jantngku, makanya aku teriak-teriak tolooong… tolooooong…” cerita mas Ivan dengan penuh ekspresif yang membuat kami tertawa terpingkal-pingkal.
 Selama pendakian kami juga saling menyemangati, membuat kami tidak mudah merasa capek, dan bahkan tidak terasa kami sudah berada di anak tangga paling bawah. Dengan semangat yang berkobar-kobar kami berenam saling membantu menaiki anak tangga satu persatu. Anak tangga tersebut sudah berbeda dengan yang dulu, sekarang penuh dengan pasir, dan pagar pembatas banyak yang roboh karena terjadi gempa dan longsoran dari kawah gunung Bromo. Gunung Bromo ini merupakan gunung yang masih aktif di Jawa Timur. Semua perjuangan kami terbayarkan ketika kami sampai di puncak gunung Bromo. Kami serasa berada di tempat yang paling tinggi, dan menikmati indahnya sunrise. Tak lupa kami mengabaAnggan dengan berfoto di gunung Bromo.
“Mas, katanya mau copot baju trus foto? Ayo cepetan… Kamu kan sudah terlanjur bernazar, jika gak dijalani kan berdosa.” kataku pada mas Ivan. Akhirnya dia melepas baju satu per satu sebanyak enam lapis, kemudian berfoto dengan latar gunung Batok. Banyak orang-orang yang memandangi mas Ivan, dan bahkan ada ibu-ibu yang mengira kalo mas Ivan lagi stress atau lagi mabuk minum minuman keras. Setelah puas foto-foto di atas, maka kami memutuskan untuk segera turun, dan ngopi di salah satu lesehan pedagang di sana. Kami sempat ngobrol dengan ibu penjual kopi tersebut. Dilihat dari parasnya ibu separuh baya itu berusia kurang lebih 48 tahun, beliau berjalan kopi di gunung Bromo sejak 25 tahun yang lalu dengan berjalan kaki dari rumahnya sejauh kurang lebih 10 kilometer. Sekarang anak ibu itu juga ikutan berjualan di gunung Bromo dengan membuka lesehan sendiri. Dari cerita itu kami merasa sugguh sangat beruntung bisa hidup berkecukupan dan mengenyam pendiAnggan sampai tingkat perguruan tinggi. Ditengah-tengah suasana hening kami, tiba-tiba…..
“Astagaaaaa….. mana tripodku?????” teriak Yudit dengan muka panic bukan main yang sontak memecahkan keheningan di antara kami. Seinget dia tadi dititipin ke Rena namun Rena lupa membawanya turun ke bawah. “Padahal itu tripod harganya lumayan mahal sich…” sambungnya.
“Ya sudah aku naik lagi aja… Ini kan kesalahanku, jadi aku harus bertanggung jawab.” kata Rena dengan muka melas.
“Kamu gak apa-apa? Naik lagi itu capek lho Ren, ada ratusan anak tangga, yakin kamu mau naik lagi? Mana tangganya juga banyak pasirnya.” kataku meyakinkan Rena.
“Gak usah naik, biar aku aja, gak apa-apa, aku kan masih pertama kali kesini jadi naik turun tangga dua kali ya gak masalah lah… hehehe…” kata mas Reza. Akhirnya pun mas Reza rela berkorban untuk menaiki ratusan anak tangga, dan bersyukur dia kembali tidak dengan tangan kosong, karena tripodnya tidak sampai hilang, masih berada di posisi semula.
Ketegangan pun berakhir, setelah kami selesai menikmati seduhan kopi di gunung Bromo, kami memutuskan untuk turun dan mencari pemandangan bagus di lereng gunung Bromo untuk berfoto. Kenampakan gunung Bromo telah berubah, berbeda dengan ketika pertama kali kami kesana. Sekarang kami menemukan banyak tanah-tanah yang membentuk tebing, sehingga kita serasa berada dalam gua yang tidak terjamah oleh orang lain, atau serasa kita berada di taman umpet. Kebiasaan kami kalau mbolang adalah membeli kaos khas yang bertuliskan daerah wisata tersebut. Seperti orang kalap kami pun memborong kaos dengan penawaran yang sadis yang dilakkan oleh mas Reza, namun dengan mengeluarkan segala bujuk rayuan akhirnya kami mendapatkan banyak kaos dengan harga yang murah. Kami senang sudah puas foto-foto dan membeli kaos, namun tiba-tiba….
“Tunggu, kita nanti makan apa? Uang kita sudah sangat tipis, diperhatikan bensin untuk kita pulang nanti.” kata Yudit. Serentak kami bingung dan berfikir kita harus makan apa. “Aaaa… aku punya ide, gimana kalo kita beli lima mie instan kita makan bareng-bareng berenam, kan disediain dapur tuch di penginapan.” usul Yudit dengan senyum yang mengembang layaknya menemukan ide brilian.
“Ehmmm… ya udah setuju-setuju aja sich aku.. Gimana dengan kalian?” tanya Angga.
Tanpa pikir panjang aku, Rena, mas Reza, dan mas Ivan mengangguk. Akhirnya kami sepakat membeli mie instan, kami masak dan makan bersama-sama. Ini yang menjaAnggan kami seperti mbolang gembelnista beneran dengan keterbatasan uang. Kami berprinsip bahwa untuk mbolang itu tidak perlu mengeluarkan banyak biaya. Kita mencoba hidup sederhana dengan makan apa adanya. Setelah semua kenyang, kami memutuskan segera packing bersiap-siap untuk check out dari penginapan tanpa mandi sekalipun. Karena air yang terlalu dingin membuat tubuh kami tidak bisa mentoleransi karena sudah terbiasa hidup di lingkungan panas di Surabaya. Sempat sedih meninggalkan Bromo, daerah yang begitu sejuk dan damai, yang telah berhasil merefresh otak kami dari sejuta kepenatan oleh tugas kuliah. Dua hari sungguh waktu yang sangat singkat, namun mau apa lagi kita harus pulang sebab besok kita harus kembali aktif di bangku perkuliahan. Akhirnya kami dengan berat hati menancap gas meluncur meninggalkan Bromo. Tak di duga, sampai tengah jalan motor Angga mogok, tak ada bengkel di sekitar. Kami sempat panic apa yang harus kami perbuat dengan keterbatasan dana. Syukurnya si Yudit lumayan mengerti tentang motor, ternyata mesin motor si Angga kepanasan, jadi kami berhenti sejenak untuk menunggu sampai panasnya menurun, dan “Greeemm… Greeemmm…. Greeemmmm” akhirnya motornya bisa lagi, tanpa basa basi kami melanjutkan perjalanan.
 Di perjalanan pulang kami sempatkan mampir ke air terjun Madakaripura. Konon kata orang-orang air terjun ini sangat indah sekali. Kami telusuri jalan kecil yang berkelok-kelok dan sedikit agak terjal. Masih dengan semangat yang tidak pernah redup, sampai akhirnya kami sampai di loket masuk pariwisata itu. Kami pun melanjutkan masuk ke area parkir yang sempat mengejutkan kami. Kami sibuk dengan asumsi kami sendiri-sendiri dengan keganjalan-keganjalan yang terjadi di daerah ini. Tempat parkir yang tidak tertata rapi karena tidak terdapat lahan khusus untuk parkir, orang berjualan souvenir yang sangat sedikit dan sederhana dengan pajangan baju yang hanya beberapa, sontak membuat kami ragu “benarkah ini tempat pariwisata?” lamunan kami buyar ketika ada bapak-bapak mengarahkan kami untuk memarkir motor kami dan beliuanya berkata, ”Parkir di sini saja mas… Saya jamin aman kok, nanti kalao sampean mau ke air terjun, sampean harus jalan kaki dulu satu kilometer.”
“Baik pak… Terimakasih…” kata Angga sambil memarkir motornya, yang disusul Yudit dan mas Reza.
Kami berjalan menyusuri sungai bersamaan, tiba-tiba ada mas-mas yang mengarahkan langkahku dan membantuku menyeberangi sungai, sontak teman-teman cowokku pada kaget dan bertanya dalam hati “Siapakah dia? Kenapa dia ikut dalam rombongan kita?” Setelah ditanyakan ternyata dia adalah penduduk sekitar yang ingin menjadi guide kami menuju air terjun Madakaripura. Namun dia meminta imbalan yang tidak sedikit, dengan keadaan kami yang tak lagi mempunyai uang, maka kami menolak menggunakan jasa mas tersebut. Kami sempat kembali berfikir antara kami melanjutkan perjalanan atau kami pulang.
“Jika kita melanjutkan perjalanan, jauhnya satu kilometer, kita belum tau bagaimana medannya. Dilihat dari batuannya yang seperti ini, medannya sepertinya sulit. Kita baru saja menuruni gunung Bromo, apa kita yakin kuat untuk berjalan sejauh itu dengan medan seperti ini?” tanya mas Ivan.
“Iya.. aku juga gak tega sama motor kita, aku kawatir sepertinya tidak aman. Lebih baik kita pulang saja.” ujar Yudit.
“Tapi sayang kalau kita pulang, kita sudah sampai sini, kapan lagi kita kesini?” kataku dengan melas sambil saling lirik sama Rena yang berfikiran sama denganku.
“Benar memang sayang ditinggalkan, tapi kita juga harus memikirkan keselamatan kita berikutnya, bagaimana motor kita juga, jadi lebih baik kita pulang saja. Besok kita mbolang berikutnya ke air terjun lainnya yang gak kalah bagusnya, gimana?” tanya mas Reza menghibur kami berdua. Dengan berat hati akhirnya aku sama Rena mengalah dan kami beranjak pulang. Tiba di parkiran….
“Looh… motorku diapain tuch?” Tanya Angga dengan buru-buru lari mendekati motornya. Sontak kami kaget dan ikut berlari mengejar dia. Ternyata ada dua anak kecil yang membersihkan motor Angga, cukup disemprot air dan digosok dengan kain lap.
“Mas… minta uangnya mas…” ujar salah satu anak kecil itu.
“Loh dek, kan aku gak minta dicuciin motorku?” jawab Angga.
“Untuk biaya sekolah mas… Tujuh ribu aja mas… Atau gak gitu lima ribu mas…” sambung anak kecil satunya.
“Tapi mas gak punya uang beneran.” Kata Angga.
Jujur dalam kantong celana Angga hanya ada uang Rp. 20.000,- untuk biaya bensin perjalanan pulang, dan Rp. 2000,- yang ada di dompetnya. Karena Angga yang tidak tegaan maka dikeluarkanlah dompetnya dan uang dua ribu itulah yang Anggasih ke anak kecil tersebut. Kemudian tanpa banyak kata, kami berenam segera meninggalkan tempat yang menurut kami sedikit menyeramkan itu. Kami pulang dengan beribu kecewaan, namun kami tetap berusaha berpositif thinking. Setidaknya dengan mbolang ini banyak sekali pengalaman yang kami dapat, banyak sekali daerah-daerah wisata yang menyuguhkan keindahannya masing-masing, yang membuat kita semakin mengagumi kekuasaanNya. Selain itu juga membuat kita bersyukur dengan keadaan kita saat ini meskipun keluarga kami bukan orang kaya namun kami sudah hidup berkecukupan, masih banyak orang yang kurang beruntung seperti mereka, yang harus berjuang keras untuk menyambung hidupnya. Aku juga bangga dengan sahabat-sahabatku ini yang tidak pernah capek dan selalu antusias melanjutkan mbolang-mbolang berikutnya, dengan ide-ide gila yang membuat setiap perjalanan menjadi pengalaman yang berharga, yang saling membantu dan melindungi ketika bersama-sama berteman dengan alam. Dengan persahabatan dan petualangan ini kami bisa mengetahui bahwa dunia itu luas, dunia itu indah, dan alam itu sahabat baik kita jika kita mau bersahabat baik dengan mereka.

------ Selesai ------

Kamis, 05 Mei 2011

KEISTIMEWAAN WANITA

Berikut merupakan keistimewaan wanita menurut Islam, menunjukkan betapa Islam begitu menghormati dan menghargai para wanita yang sholehah.

1. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang pria yang soleh
2. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah S.W.T. dan orang yang takutkan Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya
3. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah
4. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak pria. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah- olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S
5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.) di dalam syurga
6. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga
7. Daripada Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan se Suatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka
8. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu
9. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab
11. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya)
12. Aisyah r.a. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W., siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap pria?” tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah S.A.W. “Ibunya
13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki
14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun)
15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. menatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan
16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T
17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya
18. Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T
19. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut

TRIK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH JITU

Karya tulis ilmiah adalah salah satu bentuk kreativitas anak didik. Karya tulis ilmiah ini membawa banyak manfaat salah satunya yaitu memunculkan ide-ide terbaru sebagai solusi suatu permasalahan tertentu, membantu mengembangkan bakat menulis, dll. Biasanya banyak para peserta didik yang memiliki ide kreatif namun sulit untuk memulai penulisan karya tulis ilmiah ini dikarenakan belum tau format penulisannya, Nah bagi temen-temen semua yang memiliki hambatan dalam menulis, maka dapat menyimak format penulisan berikut ini :

TUJUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Tujuan dalam Penulisan karya Tulis Ilmiah adalah memberikan pemahaman terhadap siswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

ISI DAN MATERI
Isi dari Penulisan karya tulis ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
1. Relevan dengan situasi dan kondisi yang ada.
2. Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3. Masalah dibatasi, sesempit mungkin.

BENTUK LAPORAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

Bentuk laporan penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari:
A. Bagian Awal.
Bagian Awal ini terdiri dari:

1. Halaman Judul
2. Lembar Pernyataan
3. Lembar Pengesahan
4. Abstraksi
5. Halaman Kata Pengantar
6. Halaman Daftar Isi
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan sebagainya

B. Bagian Tengah.
Bagian tengah ini terdiri dari: 1. Bab Pendahuluan
2. Bab Landasan Teori atau Bab Tinjauan Pustaka
3. Metode Penelitian.
4. Bab Analisis Data dan Pembahasan
5. Bab Kesimpulan dan Saran

C. Bagian Akhir.
Bagian akhir terdiri dari:

1. Daftar Pustaka
2. Lampiran

Penjelasan secara terinci dari Struktur Penulisan Karya Tulis Ilmiah dapat dilihat sebagai berikut:

A. BAGIAN AWAL
Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan karya tulis ilmiah yakni sebagai berikut :

1. Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan sesuai aturan yang ada.

2. Lembar Pernyataan
Yakni merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan karya tulis ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.

3. Lembar Pengesahan
Pada Lembar Pengesahan ini berisi Daftar Komisi Pembimbing atau guru pembina, Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing.

4. Abstraksi
Yakni berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan karya tulis dengan maksimal 1 halaman.

5. Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan karya tulis (a.l. Kepala Sekolah, Guru, rekan dll ).

6. Halaman Daftar Isi
Berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan urut nomor halaman.

7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Diagram

B. BAGIAN TENGAH

1. Pendahuluan
Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a. Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.
b. Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.
c. Batasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
d. Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
e. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode Penelitian :
a. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.
b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
f. Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Karya tulis ilmiah

2. Landasan Teori
Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.

3. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.

4. Analisis Data dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.

5. Kesimpulan (dan Saran)
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
- Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
- Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.

B. BAGIAN AKHIR
- Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan

- Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhitungan, grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.

CONTOH STANDAR TEKNIK PENULISAN
1. Penomoran Bab serta subbab
- Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
- Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
II ………. (Judul Bab)
2.1 ………………..(Judul Subbab)
2.2 ………………..(Judul Subbab)
2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
- Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.
- Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.

2. Penomoran Halaman
- Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
- Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.
- Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.

3. Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel
- Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
- Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang ada di bab III.

4. Penulisan Daftar Pustaka
- Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
- Ditulis menurut kutipan-kutipan
- Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
- Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
- Gelar tidak perlu disebutkan.
- Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
- Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.
- Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :
Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
- Tahun terbit disarankan minimal tahun 2000.