Minggu, 25 Januari 2009

ANTARA AKU dan ANTARES

Aku flores Verdani Aulia, kerap disapa Aulia. Aku duduk di kelas 1 SMA Taruna Pertiwi. " Aulia " seorang anak cewek berkostum abu-abu putih dengan rambut dikepang dua lari tergopoh-gopoh ke arahku. Cewek itu adalah Ellen Darmawan, teman baikku di kelas. "Al...tunggu gue, gue pulag ma loe ya..??". "Emang kak Adly kenapa? Tumben loe gak bareng ma dia?" tanyaku pada Ellen. "Dia lagi rapat OSIS, jadi gue disuruh pulang duluan." jawab Ellen sambil berjalan mengiringi langkahku. Tapi tiba-tiba saat dibelokan "Bruukk...." Seorang anak cowok bertubuh tinggi dan atletis menabrakku hingga akhirnya kuterjatuh. " Hei....kalo jalan tuch hati-hati dong..!!!" Teriakan keras dari cowok. "Hey..yang nabrak tu loe,jadi loe juga yang harus hati-hati. Sudah salah maen omel aja." Gerutu pada tu cowok. " Al, udahlah Al.."kata Ellen sambil menggandeng tangaku dan menggigit bibir penuh kekawatiran. " Eh loe anak kelas 1 ya? Berani amat ama senior? Minggir loe!!" bentak tu cowok sambil pergi gitu aja. "Al, tau gak cowok tadi tu Antares,ketua OSIS sekolah ii dan kapten tim basket "The Ranger".kata Ellen. "Hah?? Cowok blagu gitu ketua OSIS? Gak salah nich? Tapi walaupun ketua OSIS, kapten The Ranger aku tidak takut pada dia. Aku benci banget sama dia. “jawabku jutek”. Akhirnya kami pun pulang ke rumah masing-masing. Sesampai di rumah aku terus sebal kalau teringat terus kejadian di sekolah tadi pagi. “Baru kali ini aku ketemu sama anak blagunya selangit”. Gerutku dalam hati. Keesokan harinya aku sekolah dengan hati yang sebal. Kejadian kemarin terus menyelubungi pikiranku. Kulalui pelajaran demi pelajaran hingga akhirnya bel pulang berdering. “Al… aku duluan ya… Kak Adly dah nunggu di depan” kata Ellen kepadaku. Akhirnya aku pulang sendirian. Sambil berjalan menuju halte, aku menggerutu dalam hati “Enak ya jadi Ellen, kebutuhan kasih sayangnya sudah terpenuhi semua, satu dari orang tua, dua dari sahabat dan tiga dari pacar. “Hai… Al pulang bareng yuk? ”tawar seorang cowok dengan gaya preman. Cowok itu adalah Dayan yang sampai saat ini tetep mengincarku. “Hah bareng loe? Maaf gue gak bias.” “Kenapa Al? kenapa sich loe benci banget sama gue? Kenapa loe gak bias nerima gue? ”tanya cowok itu sambil menghadang perjalananku. “Ayolah Al 1x ja…” sambil mencengkram lenganku. “Lepaskan… lepas gak! Kalau gak aku teriaak nich. ”Kataku nyolot. Tapi belum sempat aku teriak tiba-tiba cengkraman Dayan terlepas. “Maaf ya, dia cewek gue. Jadi tolong jangan ganggu dia lagi! “ Kata seorang cowok sambil menggandengku pergi dari tempat itu. Aku lega banget bias lepas dari jaringan Dayan dan kemudian aku lihat siapa sebenarnya cowok yang menolongku dan ternyata “Lhoh kamu? “tanyaku heran ternyata dia Antares. “Ya, emang kenapa kamu gak suka? Atau kamu kaget karena aku menolongmu? “Sahutnya sambil duduk di bangku halte. “Ya… iya, kemarin kamu bentak-bentak aku dan sekarang malah menolongku siapa yang gak inget. “Ok aku minta maaf. Kemarin emang aku yang salah. Aku terlalu terburu-buru jadi gak hati-hati. Kamu mau kan memaafkanku. Dan kita bias berteman. Namaku Antares panggil aja Ares. “katanya sambil menjulurkan tangan. “Aku Aulia. Baik kamu aku maafkan dech. Makasih ya tadi sudah menolongku. “Sahutku sambil menjulurkan tangan. Akhirnya kami pun berteman dan sekarang tidak ada kata benci lagi. Kami pulang sambil ngobrol di sepanjang jalan agar lebih akrab. Sebenarnya pertama kali bertemu dia, aku merasa ada yang nyangkut di hatiku. Akhirnya kuputuskan untuk cerita ke Ellen “Hah… Apa loe bilang? Loe sudah berteman sama Kak Ares dan loe bilang ada yang nyangkut di hati loe? Waduh kayaknya loe jatuh cinta nich. “Kata Ellen sambil mender-mandir gak jelas. “Len loe bilang jatuh cinta. Kok bisa? Padahal gue sendiri gak tahu cinta itu apa. “Kataku polos.” Aulia… kalau rasa itu yang hadir dengan ketulusan tanpa melihat embel-embel itu namanya cinta. Dan cinta bisa datang seperti pedang dan menghunus ketika di pojok dinding dan gak mungkin lari. “ Kami akhirnya ngobrol banyak di taman belakang hingga senja tiba. Keesokan harinya Dayan muncul kembali dan seperti biasa dia menggangguku lagi. “Hai Al mana cowok loe yang tengil itu? “Tanya Dayan dengan blagu. Eh mau apa loe. Gue ngerasa terhina Al, karena loe lebih milih si tengil itu jadi pacar loe. Loe sebenarnya bukan pacar dia kan? Loe gak suka dia kan Al? Jawab Al kenapa loe diam aja. Apa kata-kata gue benar kali ini ya? “Tanya Dayan dengan lagaknya yang sombong. “baik akan gue jawab, kata-kata loe tadi tuh salah, gue lebih milih dia disbanding loe.” Jawabku nyolot. “gak bisa,gak bisa Al… loe harus milih gue. Loe harus jadi milik gue. “loe apa-apaan sih yan? Maksa-maksa lepasin gak? Tolong… tolong… “teriaku sambil berusaha melepas cengkraman Dayan. Tiba-tiba “Duuk…” sebuah tonjokan mendarat di pipi Dayan “eh ngapain loe ganggu cewek gue lagi? “Tanya kak Ares nyolot. “Eh loe gak usah bohong deh. Loe bulan pacar Auliakan? “Emang aku bukan pacarnya tapi aku suka dia dan aku ingin sekarag dia jadi pacarku.” “Al… kamu maukan jadi pacarku?” Tanya kak Ares lembut. AKu hanya bisa mengagguk, dalam hati senang banget.” Loe dah taukan? Dan sekarang kami resmi pacaran. Jadi loe mau apa?” Tanya kak Ares. Dengan akhirnya pergi meninggalkan kami dengan emosi yang tak terkendali. Disana tinggal aku dan kak Ares aja “Al… makasih ya, loe dah nerima gue. Gue janji akan nglindungi loe.” Kata kak Ares lembut. “makasih juga kak Ares dah ke 2x nya nolong Aulia.” Jawabku. Hari-hariku berikutnya jadi terasa menyenangkan “Gue sudah mendapat semua kasih saying “ Gerutuku dalam hati. Suatu hari saat pulang sekolah “Al… Al… “ teriak Ellen sambil lari tergopoh-gopoh “Al… gawat Al, kak Ares kecelakan. Sekarang dia dirawat di Rumah Sakit.” Kata Ellen dengan penuh khawatir. Dar! Darrrr kabar itu sungguh membuatku terkejut. Tanpa kusadari air mata mengalir deras di pipiku. Tak kuhiraukan segalanya aku langsung menuju ke Rumah Sakit dengan ditemani Ellen dan kak Adly. Aku berlari sambil menangis mencari ruangan kak Ares dan disana kudapati Ayah dan Bundanya. “Aulia…” kudengar suara kak Ares, dia memanggilku. Secara spontan aku langsung mendekat kugenggam tangannya yang besar itu “Ya… aku ada disini. Jawabku sabmbil menahan isakan tangisku. “Aulia aku saying kamu. Maafkan aku kalau suatu saat aku gak bisa ngindungi kamu lagi. Ayah… Bunda… Ares minta maaf, Ares belum bisa membuat hatio Ayah dan Bunda bahagia. Dan Ares minta maaf pada semuanya, Ares banyak melakukan kesalahan pada kalian. Ellen, Adly temani Aulia ya? Terima kasih semuanya. “Kak Ares memandangi satu persatu dari kami sambil tersenyum. Sedangkan kami hanya bisa menangis melihat keadaannya sekarang. Tiba-tiba mata Kak Ares tertutup perlahan dan tangannya pun jatuh lemas dari genggamanku. Kudapati dia sudah tidak bernafas lagi “Kak Ares… kak Ares bangun… bangun kak Ares… kak Ares… “ teriakku histeris “Al… sudah Al… yang tabah ya…” Kata Ellen berusha menenangkanku. Keesokan harinya jenazah Kak Ares dimakamkan. Walau air mata tak berhenti-henti, walau tubuh lemas tak berdaya, tapi aku tetap ingin hadir dalam pemakaman itu. “kak Ares kenapa kau tinggalkan aku…” Al… sudah al… biarkan kak Ares istirahat tenang disana. Sekarang kita pulang yuk! “ kata Ellen. Akhirnya kami pulang dan pergi meninggalkan makam kak Ares. Setiba di rumah aku hanya bisa melamun dan merenung. Orang yang kusayangi telah pergi selamanya. Tanpa kusadari air mataku terus mengalir di pipi saat aku mendengar lagunya ungu “ tercipta untukku”, aku teringat kak Ares…
Menatap indahnya senyuman diwajahmu
Membuatku terdiam dan terpaku
Mengerti akan hadirnya cinta terindah
Saat kau peluk mesra tubuhku
Banyak kata yang tak mampu
Kuungkapka…Kepada dirimu…
Aku ingin kau selalu
Hadir dan temani aku
Di setiap langkah yang meyakiniku
Kau tercipta untukku
Setelah kejadian itu aku sadar klo terlalu mencintai seseorang akan membuat hati kita sakit sendiri (kalau kita di tinggal pergi) seperti pedang yang menghunus hati kita.

2 komentar:

EkA CaN mengatakan...

haa.....tehhh yang baju lorek lorek dimakan yokkk....

eMJe mengatakan...

waduuhhhh....msih liat ja udah pusing ..apalagi bacanya yaaa????dari pada baca critanono dw ae biar ga pusing heeee....heeeee